Kamis, 20 Oktober 2011

BUBAZE



Pagi itu.. adalah hari pertamaku menuntut ilmu di sebuah SMA Negeri di Kota Malang. Di sebuah SMA yang tak pernah aku sangka sebelumnya. Secara aku sejak kecil aku tak pernah jauh dari desa tempat tinggalku, tak pelak pula dengan sekolahku yang berkisar tak jauh dari rumahku. Aku seorang gadis desa yang sekarang menuntut ilmu di kota. Amazing..! But minder juga sih karena tau sendiri kan kehidupan kota dan desa itu berbeda jaauuuuhhhh..

Pagi itu, aku memilih duduk di bangku nomor dua dari depan. Kami masih mengenakan seragam SMP kami. Aku sendiri, karena hanya aku yang bersekolah disana dari teman2 SMPku. Terlihat banyak teman2 yang sudah saling mengenal karena dulunya mereka satu sekolahan. Yes, I was alone. Merasa asing dan tak cocok di tempat yang seperti ini. Anak2nya tak seramah anak2 desa seperti aku. Sudah kenalan, ya sudah.. Entah tadi siapa namanya, lupa. Tapi ada satu yang membuatku tak bisa melupakan moment itu. Satu teman yang selama 3 tahun kedepan akan menjadi sahabat sejatiku.

Dia datang terlambat, ketika kami semua sudah duduk manis di bangku masing2.. Dia baru datang, dengan wajah yang tak bersalah dan dengan baju SMP yang sudah kekecilan. Dia berjilbab, tapi rok bawahnya sudah tak menutup seluruh kakinya. Dia tampak agak sedikit lusuh tapi cuek. Tempat duduk di belakang sudah penuh. Akhirnya dia duduk di pojok paling depan berhadapan dengan meja guru, sendirian. Jam istirahat, kami berkenalan.. Dia menjabat tanganku seraya berkata "Nina".. Dialah.. "Safnina Sukma"

Seperti teman2 yg lain.. Kami mengikuti pelajaran dengan khidmat. Hari pertama, kedua, dan berikutnya.. terasa begitu datar. Aku tak cocok di tempat ini. Mereka egois.. mereka tak sepeduli teman2 di desaku dulu, mereka tak ramah. Sebulan.. Dua bulan.. ternyata ada seseorang yang merasakan apa yg aku rasa. Dia bersahaja, dandanannya biasa tak seperti teman2 yang lainnya. Dia orang kota juga, tapi bawaannya kalem dan tak aneh2. Dulu kami sudah berkenalan.. namun sekarang lebih dekat. Dialah "Shaumi Miftahul Rasyida", panggilannya "Rosi".

Senang sekali bisa bermain ke rumahnya. Itulah pertama kalinya aku main ke rumah teman SMAku. Rumah yang sangat ramah.. yang akhirnya menjadi Basecamp kami. Rumahnya sederhana namun kaya akan kasih sayang. Bapak ibu nya ramah, seperti rumah kedua bagi ku dan bagi kami nantinya. Aku dan dia akhirnya sering bersama karena kami merasa teman2 yg lain tak cocok dg kami, dengan gaya hidup kami yang biasa2 saja.

Di awal masuk SMA, aku mengikuti dua ekstrakulikuler yakni PMR dan Karate. Kemudian Rosi mengajakku untuk mengikuti Teater. Dan akupun juga mengajaknya mengikuti PMR. Nina sebelumnya hanya mengikuti ekstrakulikuler Teater, namun karena ajakan Rosi dan aku, jadilah kami bertiga mengikuti dua ekstrakulikuler yang sama yakni PMR dan Teater. Dan ternyata dua ekstrakulikuler itulah yang menyatukan kami dan memberi inspirasi kepada kami untuk menamakan diri kami BUBAZE yang berarti (BUdhek BAnyak ZEkali). Aneh ya.. Aku juga heran dpt dr mana kata2 itu.. Hihi.. Kami pun memiliki nickname kesayangan.. Nina : Wise, Rosi : Rubish, dan aku : Nyuz. Kami membentuk struktur organisasi yang hanya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Nina sebagai ketua, Rosi sebagai sekretaris, dan aku sebagai Bendahara. Banyak jadwal yang kami susun diantaranya rujakan, memasak, buat kartu lebaran, dll. Dan tentunya ada rapat evaluasi setelah kegiatan tsb kami laksanakan. ^_^


Banyak perjuangan yang telah kami lewati, baik perjuangan mengikuti lomba2 PMR maupun pementasan Teater. Kenangan itu sungguh indah.. Dan sangat luar biasa. Subhanallah.. Betapa bersyukurnya aku kepada Allah yang telah menganugrahiku dua sahabat yang sangat luar biasa. Kami saling berbagi, banyak hal yang dapat kami bagi.. Bahagia, suka, canda, tawa, air mata.. Beberapa konflik pernah kami alami, tapi hal tsb tak merubah persahabatan kami. Sampai pada akhirnya perpisahan itu pun terjadi..


Tahun 2005.. di saat kami dinyatakan lulus SMA, Nina harus meninggalkan kami untuk kembali ke tempat asalnya yakni di Aceh. Dia meneruskan kuliahnya di sana. Sedih bercampur hancur bercampur tak ingin berpisah.. Di akhir2 perpisahan kami, aku sering menangis. Aku akan kehilangan satu sahabatku. Aku sadar, di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Dan itulah takdir kami, kami harus rela melepas satu sahabat kami. Sahabat yang sering memotivasi kami untuk tetap riang gembira, yang tak pernah melihatkan kesedihannya, yang tegas, dan yang selalu kami kangenin. Perpisahan pun terjadi. Tinggal aku dan Rosi yang tinggal di Malang.


Tahun 2009.. aku harus pergi meninggalkan Malang karena aku diterima kerja di Jakarta. Jadilah kami bertiga berpisah. Nina di Aceh, Rosi di Malang, dan aku di Jakarta. Inilah jalan hidup kami masing2. Kini Nina dan Rosi sudah berkeluarga dan masing2 telah dikaruniai satu orang anak. Tinggal aku yang sendiri, menanti pujaan hati. Aku bahagia melihat mereka bahagia dengan keluarga kecil mereka. Tak dipungkiri terkadang aku rindu.. rindu saat2 bersama mereka. Saat makan satu piring bertiga, saat masak bersama, jualan takjil bersama di depan SMA, saat detik2 menegangkan mengikuti perlombaan maupun pementasan, saat tidur bersama, aku rindu.. sangat rindu.. Aku merindukan kalian.


BUBAZE

Bias cinta yang kami punya serasa hampa tanpa hadirmu
Berjalan berdua saja belum cukup tuk recoki hidup orang lain,
Setidaknya itulah yang pernah kami rasa kemarin,
kemarin saat kau palingkan hidupmu jauh disana..

Hari ini...
Kau lihat mentari itu?
Mentari itu memberi bias harapan kita
Memberi seribu makna yang tersirat begitu saja dalam.. SENYUMAN KITA..

Yang kami mau.. kita bersama menyusuri jalanan ini
Dan semoga Sang Maha Raja mempertemukan kita
di penghujung perjalanan kita... esok..
Amin..

2 komentar:

Lusia mengatakan...

miss u so much.. Wise.. Rubish..

Unknown mengatakan...

miss you too, my dear..
aku baru baca.. kok ga kamu masukan aku ke circle sii say??